“Jika memang ada suatu cara yang dapat ditiru
dalam pengabdian (ibadah) kepada Allah bagi hamba-Nya, yang paling
taat, yang lebih baik daripada bersyukur di setiap kesempatan, maka
Allah akan menganggap cara pengabdian itu melebihi segala ciptaan yang
lain. Karena sesungguhnya, tidak ada bentuk pengabdian yang lebih baik
dari pada bersyukur di setiap kesempatan, Dia telah memilihnya menjadi
bentuk pengabdian terunggul daripada bentuk-bentuk pengabdian yang
lainnya.
(Imam Ja’far Ash-shadiq ra.)
“Siapa
yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan, maka berarti berusaha untuk
hilangnya nikmat itu. Dan siapa yang bersyukur atas nikmat berarti telah
mengikat nikmat itu dengan ikatan yang kuat.”
(Syeikh Ibnu Athaillah ra.)
“Syukur
dengan lisan adalah nikmat yang besar. Manusia menanggung beban lebih
besar ketika memperoleh nikmat dibanding ketika mengalami bencana.
Bencana membutuhkan kesabaran, dan manusia mampu bersabar. Sedangkan
kenikmatan perlu disyukuri, padahal Allah berfirman:
“Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (QS. Saba[34]:13)
“Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (QS. Saba[34]:13)
[Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi ra.]
http://belajarsyukur2012.wordpress.com
http://hidangan-ilahi.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar