Kamis, 01 Mei 2014

Aku dan DU

#Untukmu Sahabatku
Tidak ada yang pernah mengerti akan liku jalan hidup seseorang. Pun dengan jalan hidup yang pernah kualami. Tak pernah dulu terfikirkan olehku bahwa Alloh sangat menyayangi diriku, hingga Dia menunjukkan jalan-Nya yang lurus.

Dulu aku hanyalah seorang yang menjalani hidup biasa saja. Yang ku tahu Islam hanyalah kewajiban sholat, puasa, zakat atau haji bagi yang mampu. Begitulah, kebanyakan umat Islam yang maaf masih awam atau umum di sekitar kita. Hingga pada suatu hari Alloh menemukanku dengan seseorang  kawan lama yang mengajakku bergabung dengan sebuah organisasi Islam atau TPQ , kawan dulu yang pernah mengajakku bermain, lomba dan sebagainya waktu kecil. Walaupun dengan sedikit terpaksa akupun mengiyakan ajakannya.

Awalnnya aku membayangkan bahwa organisasi Islam atau TPQ itu pasti berisi pengajian dan juga tausiyah ustadz yang pasti membosankan apalagi ditambah kebisingan santri-santri  TPQ. Perlahan namun pasti aku mulai merasakan rasa nyaman ketika berkumpul dengan teman-temanku di organisasi itu. Bahkan aku merasakan ada sesuatu yang kurang jika saja aku tidak berkumpul dengan mereka dalam jangka waktu yang lama. Apalagi aku juga mulai paham bahwa salah satu calon penghuni surge adalah mereka yang selalu berkumpul dengan orang-orang sholeh.

Bulan berganti bulan aku berada di “jamaah” dakwah Islam itu. Di saat semangatku tinggi itulah Alloh mengujiku.  Kawan yang dulu mengajakku bergabung diorganisasi itu entah karena apa memutuskan untuk keluar dari organisasi kami. Padahal dia adalah satu-satunya kawan yang akrab denganku. Otomatis ini menjadikanku sedikit down karena dengan keluarnya dia. Aku tidak mempunyai teman yang aku ajak berbagi.

Lagi-lagi Allah menunjukkan Maha Kasih Sayang-Nya disaat aku merasa down dan kesepian itulah, Dia mengirimkan beberapa ”darah muda” yang mulai tertarik dan bergabung dengan TPQ kami. Awalnya aku tidak begitu memperdulikan mereka, namun seiring dengan berjalannya waktu akupun mulai terbiasa dengan mereka. Disamping semangat mereka yang membara , mungkin juga usiaku dengan usia mereka terpaut tidak terlalu jauh sehingga kami nyambung ngobrol.

Bahkan justru dengan kawan baruku inilah aku merasakan kehangatan ukhuwah yang begitu erat. Hingga kami berikrar untuk menjadi sahabat seperjuangan dalam menegakkan Dinullah ini. Aku merasa sangat bahagia dengan kehadiran mereka. Kini aku kembali bersemangat untuk berjuang di jalan Allah bersama sahabat-sahabatku untuk menegakkan TPQ.

Masalah, beda pendapat, berselisih, tersinggung memang mengisi persabatan kami. Justru itulah yang menjadikan kami lebih dewasa. Sahabatku, kalian telah memberikan satu pelajaran yang berarti. Pelajaran akan berartinya sahabat dalam hidup kita, pelajaran akan indahnya ukhuwah. Susah senang telah kita lalui dalam perjalanan persahabatan ini. Begitu banyak kenangan yang telah kita ukir. Kadang kita kompak tak jarang pula kita berselisih. Namun percayalah! Semua itu akan menjadikan persabatan kita lebih bermakna. Aku menyayangi kalian karena Allah wahai sahabatku!


By: R. Murdani diubah oleh Vian Gayuh

0 komentar:

Posting Komentar